Sunday, June 15, 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Kerajinan Tangan Dan Seni Rupa

Komponen-komponen Penyusun RPP Kurikulum 2013


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran  (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan  pengorganisasian  pembelajaran  untuk  mencapai  satu  kompetensi  dasar  yang  ditetapkan  dalam  Standar  Isi  dan  dijabarkan  dalam  silabus. RPP  harus  berupa  kegiatan  konkret  setapak  demi  setapak  yang  dilakukan  oleh  guru  di  kelas  dalam mendampingi  peserta  didik.  Satu  hal  yang  amat  penting  dalam  penyusunan  RPP adalah  bahwa  kegiatan  pembelajaran  harus  diarahkan  agar  berfokus  pada  peserta  didik, sedangkan  guru  berperan  sebagai  pendamping,  fasilitator.  Artinya,  ketika  guru  memilih pendekatan,  metode,  materi,  pengalaman  belajar,  interaksi  belajar  mengajar  harus memungkinkan  peserta  didik  berinteraksi  dan  aktif,  sedang  guru  memfasilitasi  dan mendampinginya. Dalam penyusunan RPP guru harus benar-benar cermat dalam menyusunnya. Hal ini dikarenakan RPP merupakan panduan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang diharapkan sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Adapun komponen-komponen dalam RPP Kurikulum 2013, yaitu sebagai berikut:
1.   Identitas sekolah, yaitu nama satuan pendidikan.
2.   Identitas tema atau subtema
3.   Kelas atau semester
4.   Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan bahan belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
5.   Kompetensi inti (KI)
Kompetensi inti (KI), yaitu gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Kompetensi inti bersifat given, yang artinya sudah merupakan pemberian dari pusat dan tidak dapat diubah lagi.
6.   Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan spesifik yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran. Kompetensi dasar ini diturunkan atau bersumber dari kompetensi inti (KI). Sama halnya dengan kompetensi inti, kompetensi dasar juga bersifat given, yang artinya sudah merupakan pemberian dari pusat dan tidak dapat diubah lagi. Selain itu, kompetensi dasar lebih spesifik daripada kompetensi inti, karena kompetensi dasar merupakan penjabaran lebih rinci dari kompetensi inti.
7.   Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator ini dikembangkan oleh guru sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Dalam hal ini, indikator juga dipergunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian.
Dalam merumuskan indikator, Indikator harus bersifat operasional, jelas, pasti, serta dapat diukur. Suatu indikator yang baik hendaknya berisi hal-hal yang diharapkan mengalami peningkatan pada diri siswa, seperti peningkatan dalam pengetahuan (kognisi), sikap (afeksi), serta keterampilan (psikomotor).
8.   Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran merupakan hal-hal yang ingin dicapai dalam sebuah pembelajaran. Tujuan Pembelajaran ini  dirumuskan berdasarkan rumusan indikator dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9.   Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran meliputi rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
10. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran meliputi rincian dari kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
11. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
a.  Media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan atau materi pelajaran kepada siswa, agar berlangsung secara efektif dan efisien.
b.  Alat pembelajaran, yaitu alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.
c.  Sumber belajar, yaitu dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, dan lain sebagainya.
12. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran merupakan tahapan atau rincian kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini meliputi kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup.
13. Penilaian
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
Komponen-komponen tersebut merupakan dasar pedoman guru dalam menyusun sebuah RPP suatu mata pelajaran dengan materi tertentu yang akan dapat membantu guru dalam melaksanakan serta mengatur pembelajaran di kelas.  Berikut contoh RPP pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di Kelas V semester 1 yang saya buat dalam perkuliahan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )


Nama Sekolah             :  SDN 2 Kekeran
Kelas/Semester            :  V (Lima) / I (satu)
Tema                           :  Bermain dengan benda-benda disekitarnya
Alokasi Waktu            : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

A.  Kompetensi Inti
1.  Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

B.  Kompetensi Dasar
1.  Mengapresiasi karya seni sebagai anugerah Tuhan dan memiliki rasa bangga terhadap tanah air.
2.   Menghargai alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni.
3.   Membentuk karya anyaman sederhana.

C.  Indikator
1.  Membuat anyaman sederhana dengan kertas warna.
2.  Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah pembuatan anyaman sederhana dengan bahan dasar kertas warna.

D.  Tujuan Pembelajaran
1.  Siswa dapat membuat anayaman sederhana dengan bahan kertas warna.
2.  Siswa mengetahui serta dapat menyebutkan langkah-langkah pembuatan anyaman sederhana dengan bahan kertas warna.

E.   Materi Pembelajaran
      Mengenal, serta membuat anyaman sederhana

F.   Metode Pembelajaran
1.  Metode Ceramah
2.  Metode Tanya Jawab
3.  Metode Penugasan

G.  Media, Alat, dan Sumber Belajar
1.   Media dan Alat : kertas warna, contoh anyaman.
2.   Sumber Belajar : Buku ajar Seni Budaya dan Keterampilan kelas V

H.  Langkah-langkah Pembelajaran

1.   Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a.   Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa menanyakan kabar mereka.
b.   Guru bersama-sama siswa melakukan doa.
c.   Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.
d.  Guru memotivasi siswa, agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
e.   Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

2.   Kegiatan Inti (60 menit)
a.  Guru memperlihatkan contoh anyaman sederhana yang dibuat dengan menggunakan kertas warna.
b.  Siswa mendengarkan prosedur serta langkah-langkah dalam pembuatan anyaman sederhana dengan menggunakan kertas warna.
c.  Setelah itu, siswa disuruh mempraktekkan atau membuat anyaman sederhana dengan menggunakan kertas warna.
d.  Setelah siswa selesai membuat anyaman tersebut, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjelaskan langkah-langkah pembuatan anyaman sederhana yang tadinya sudah dibuat oleh siswa.

3.   Kegiatan Penutup (5 menit)
a.   Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b.   Memberikan penguatan  dan penyimpulan dari hasil anyaman sederhana.

I.    Penilaian
1.   Penilaian sikap : cermat, teliti, dan tanggung jawab.
2.   Penilaian pengetahuan : kuis
3.   Unjuk kerja : praktek membuat anyaman sederhana dengan bahan kertas warna.

Oleh : I Putu Ari Pradana Kusuma (1211031023), Kelas A, PGSD, Semester 4.

Kerajinan Tangan Dan Seni Rupa

Teknik Menggambar Cetak Tinggi dengan Berbagai Pola

 Dalam menggambar terdapat begitu banyak teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar, teknik-teknik tersebut antara lain : mozaik, airbrush, montase, cetak tinggi , dan masih banyak lagi teknik yang lainnya. Sekarang saya akan sedikit mengulas mengenai teknik cetak tingi, cetak tinggi merupakan salah satu proses kegiatan mencetak seni grafis yang memanfaatkan bentuk yang paling tinggi yang berasal dari suatu benda atau bahan untuk menghasilkan bentuk karya berupa gambar. Cetak tinggi dapat dibuat dari berbagai bahan keras dan lunak. Contoh alat yang memanfaatkan teknik cetak tinggi adalah stempel. Stempel biasanya dibuat dari kayu sebagai pegangan dan  karet yang dibentuk dengan pola tertentu sebagai alat pencetaknya. Membuat stempel juga bisa memanfaatkan bahan-bahan sederhana  di sekitar kita, bahan sederhana itu antara lain adalah umbi-umbian, pelepah pisang, karet penghapus, dan lain-lain.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat stempel
1.      Wortel, kentang, ubi, pelepah pisang dan batang daun pepaya sebagai bahan  utama.
2.      Cutter yang digunakan untuk membentuk pola stempel yang diinginkan pada bahan-bahan yang elah disebutkan tadi.
3.      Tinta stempel sebagai pewarna.
4.      Bantalan stempel sebagai tempat tinta.
5.      Kertas gambar sebagai bidang tempel stempel.
Setelah mempersiapkan bahan barulah kita mentukan gambar apa yang akan kita buat
Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat stempel dari bahan umbi-umbian adalah sebagai berikut:
1.      Pertama-tama siapkan bahan yang akan dijadikan sebagai stempel, misalnya wortel.
2.      potonglah permukaan wortel agar datar menggunakan cutter.
3.      Buatlah pola sesuai dengan keinginan.
4.      Setelah pola selesai dibuat, ambil bantalan stempel kemudian tuangkan tinta stempel di atasnya
5.      Tempelkan stempel .pada bantalan tinta lalu kemudian cap stempel pada kertas gambar.
Dalam membuat stempel hal yang perlu diperhatikan adalah proses memotong permukaan wortel agar datar. Mengapa harus datar? Karena agar saat di cap pola yang kita buat dapat terlihat jelas pada kertas gambar.  Jika permukaan stempel tidak rata maka saat dicap akan terdapat bagian yang tidak terlihat pada kertas gambar, misalnya terdapat bagian putih yang tidak terkena tinta. Selain menggunakan umbi-umbian seperti wortel tadi, membuat stempel juga bisa memanfaatkan pelepah daun pisang. Kalau menggunakan pelepah daun pisang kita tidak perlu repot-repot lagi membuat pola, karena pelepah daun pisang sudah memiliki pola alami yang unik. Sama seperti menggunakan wortel, membuat stempel dengan pelepah daun pisang juga harus memperhatikan proses memotongnya, tujuannya sama, agar saat dicap polanya dapat terlihat jelas dan merata. Pola yang unik juga dimiliki oleh batang daun pepaya, kita dapat mengkreasikan semua bahan tersebut untuk membuat karya yang unik , menarik dan memiliki  estetika seni.
Berikut adalah contoh gambar dengan memanfaatkan wortel dan batang daun pepaya.


 Gambar bunga diatas dibuat dengan mengkreasikan pola stempel yang dibuat pada wortel dan pola pada batang daun papaya. Dengan mengkreasikan kedua bahan tersebut kita dapat menghasilkan gambar bunga yang cukup menarik
Berikut adalah contoh gambar dengan memanfaatkan pola pada pelepah pisang.


Gambar bunga diatas dibuat dengan mengkreasikan pola unik pada pelepah pisang. Gambar bunga tersebut dikreasikan dengan cara menggabungkan setengah bagian dari pelepah pisang yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan motif bunga seperti diatas.
Berikut adalah contoh gambar dengan memanfaatkan pola pada wortel, batang daun pepaya dan pelepah daun pisang.

Membuat gambar dengan menggunakan stempel sangatlah menyenangkan dan tidaklah sulit untuk dilakukan. Hanya saja, dalam pembuatannya dibutuhkan adanya ketelitian, ketekunan, dan kesabaran, baik itu dalam proses pemotongan bahan sebagai stempel, maupun pada proses pencetakan stempel pada kertas gambar. Dengan menerapkan pembelajaran yang bervariasi khususnya pada pembelajaran seni rupa di SD, seperti melalui kegiatan menggambar dengan cetak tinggi, niscaya proses pembelajaran tidak akan membosankan dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Sekian tulisan mengenai teknik menggambar cetak tinggi, saya menyadari tulisan saya jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan sarannya agar kelak saya bisa membuat tulisan yang lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.


Oleh: I Putu Ari Pradana Kusuma (1211031023), Kelas A, PGSD, Semester 4.



Kerajinan Tangan dan Seni Rupa



Pendidikan Seni Sebagai Alat bukan Sebagai Tujuan

Pendidikan seni merupakan suatu alat atau sarana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas dan ketrampilan seseorang. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa seni rupa merupakan suatu alat, bukan merupakan suatu tujuan. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa pendidikan seni sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1.      Pendewasaan Diri
2.      Pematangan Kemampuan
3.      Pematangan Keterampilan
4.      Pematangan Kesiapan
       Pendewasaan diri adalah tujuan yang pertama, dewasa yang dimaksud bukan dewasa secara umur maupun fisik, namun dewasa dalam pola pikir,sikap dan mental. Melalui pendidikan seni seseorang akan melalui proses pematangan kemampuan, kemapuan yang matang akan mengarahkan seseorang untuk bisa berpikir lebih kreatif dan inovatif. Selain itu melalui pendidikan seni juga menjadikan seseorang matang dalam ketrampilan. Seseorang yang sudah matang dalam ketrampilan akan menjadikan orang tersebut yakin akan kemapuan dirinya dan secara langsung akan berpengaruh dalam pematangan kesiapan orang tersebut dalam melakukan segala hal, baik itu melakukan kegiatan seni maupun kegiatan diluar bidang seni. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina peserta didik menjadi peseni/seniman, melainkan untuk mendidik peserta didik  menjadi kreatif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembelajaran seni khususnya yang berkaitan dengan praktik berkesenian dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni peserta didik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Fungsi pendidikan seni bagi peserta didik adalah sebagai media ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan bakat dan kreativitas. Pendidikan seni dapat digunakan sebagai sarana penyaluran pengungkapan perasaan yang dihadapi anak, menyedihkan atau menyenangkan, kemarahan, ketakjuban dan sebagainya. Maka pendidikan seni memiliki fungsi sebagai media berekspresi. Pendidikan seni juga sebagai wahana penyeimbang kegiatan belajar lain yang lebih memerlukan kemampuan berpikir kritis kepada situasi yang rileks. Pendidikan seni menjadi pendidikan rekreatif, menyenangkan, sesuai dengan karakter anak yang menyukai berbagai bentuk permainan. Setiap anak memiliki potensi atau bakat alamiah baik yang bersifat umum atau khusus di bidang seni berbeda-beda proporsinya. Pendidikan seni dapat digunakan dalam rangka pemupukan dan pengembangan bakat melalui berbagai aktivitas seni: menggambar, menyanyi, atau menari yang secara alamiah dimiliki oleh anak. Pendidikan seni dapat digunakan untuk mengarahkan dan mengembangkan dalam hal penemuan baru (inovatif), menghargai perbedaan karya orang lain. Pribadi anak yang kreatif dapat digunakan pendidikan seni sebagai wahananya, oleh karena itu pendidikan sebagai bentuk kegiatan pendidikan yang paling efektif bagi pengembangan kreativitas anak. Sekian tulisan mengenai pendidikan seni  sebagai alat bukan sebagai tujuan, saya menyadari tulisan saya jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan sarannya agar kelak saya bisa membuat tulisan yang lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Oleh: I Putu Ari Pradana Kusuma (1211031023), Kelas A, PGSD, Semester 4.


Kerajinan Tangan dan Seni Rupa


Kurikulum 2013

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang ditentukan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan-rancangan  pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik  dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan kurikulum ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan.
Negara Indonesia sekarang menerapkan kurikulum 2013, Kurikulum 2013 ini merupakan perubahan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Perubahan kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik dan bermutu di Indonesia. Namun penerapan kurikulum ini tidak bisa dilakukan secara instan, perlu proses yang panjang dan dilakukan secara bertahap. Agar kurikulum dapat berjalan dengan semestinya perlu adanya dukungan dari semua pihak yang terkait dalam bidang pendidikan, baik itu pemerintah maupun guru. Kurikulum ada yang bersifat given (pemberian) yang merupakan kurikulum yang tidak bisa dirubah lagi dan pelaksanaan kurikulum tersebut harus sesuai dengan isi kurikulum yang telah diberikan dari pusat. Ada juga kurikulum yang bisa disesuaikan. Penyesuaian ini dilakuakan karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman suku, adat, ras, dan budaya, karena keanekaragaman itu maka kurikulum disesuaikan dengan daerah dimana kurikulum tersebut digunakan. Akibat dari penyesuaian tersebut timbullah mata pelajaran muatan lokal(mulok).
            Dalam struktur kurikulum SD/MI yang berlaku saat ini di Indonesia, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Masing-masing kelompok terdiri dari beberapa bidang studi, antara lain:
1.      Kelompok A
*        Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
*        Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
*        Bahasa Indonesia
*        Matematika
*        Ilmu Pengetahuan Alam
*        Ilmu Pengetahuan Sosial
2.      Kelompok B
*        Seni Budaya dan Prakarya
*        Penjasorkes      
            Sebelum melaksanakan pembelajaran, hendaknya guru terlebih dahulu menyusun Garis Besar Program Pengajaran atau disingkat GBPP. Penyusunan GBPP ini bertujuan agar proses pembelajaran agar lebih terorganisir dan terstruktur dengan baik. GBPP tersebut merupakan acuan dan pedoman guru dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran. Dalam membuat GBPP kita harus merancang waktu pertemuan di kelas sedemikian rupa agar semua tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan baik. Selain itu, dalam membuat sebuah  GBPP juga harus memperhitungkan waktu yang tersedia. Memperhitungkan waktu tersebut sangat penting, karena bisa saja pertemuan di kelas berkurang akibat adanya libur-libur tertentu. Guru juga harus mengkoordinasikan dan menyesuaikan dengan baik waktu yang diperlukan satu bidang studi agar satu bidang studi tersebut tidak menghabiskan waktu yang disedikan untuk bidang studi atau mata pelajaran lainnya. Sekian tulisan mengenai kurikulum 2013, saya menyadari tulisan saya jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan sarannya agar kelak saya bisa membuat tulisan yang lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Oleh: I Putu Ari Pradana Kusuma (1211031023), Kelas A, PGSD, Semester 4.