Teori Seni Rupa Barat
Seni merupakan cipta,
rasa dan karsa yang memiliki nilai keindahan. Seni juga dapat diartikan suatu
imajinasi seseorang. Seni rupa merupakan salah satu bagian dari seni. Seni rupa terdiri dari
seni rupa murni (pure art) dan seni rupa terapan (applied art).
Seni murni merupakan seni rupa yang mengutamakan
nilai estetis saja, artinya seni murni hanya memiliki fungsi sebagai hiasan atau
hanya untuk dinikmati saja. Pada dasarnya para pencipta karya seni murni
mengiginkan hasil karyanya untuk dinikmati keindahannya oleh si pencipta maupun
orang lain dan bukan untuk diperjual belikan. Tetapi seni murni pada saat ini
tidak sepenuhnya murni. Perlahan-lahan seni murni mulai bergeser menjadi seni
terapan ketika sebuah karya seni tersebut dilihat dari sudut pandang lain.
Pergeseran yang dimaksud, karya seni murni yang dulunya diciptakan untuk aspek
estetik (keindahan) saja, sekarang memiliki fungsi ganda, selain untuk fungsi
estetik (keindahan) juga bisa sebagai fungsional (khususnya fungsi ekonomi
untuk memenuhi kebutuhan). Jelas bahwa, karya seni pada sekarang ini diciptakan
menganut dua fungsi sekaligus yaitu fungsi estetik dan fungsional. Tetapi perlu
diketahui tidak semua karya seni tersebut dapat difungsikan ganda, karena ada
beberapa karya seni yang tidak bisa digandakan fungsinya
Selain seni murni, ada juga
yang dinamakan dengan seni terapan. Seni terapan merupakan karya seni yang
lebih mengutamakan kegunaanya, salah satunya sebagai fungsi ekonomi. Seni
terapan juga memiliki fungsi ganda yaitu fungsi estetik(keindahan) dan
fungsional. Membuat karya seni rupa terapan tidak sebebas membuat karya seni
rupa murni karena di dalamnya harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan
tertentu, seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan
keluwesan dalam penggunaan (flexibility). Jadi, initinya seni terap(an) ini
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan)
manusia yang tidak hanya bisa di pandang keindahannya, namun juga dapat di
pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna
atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga
sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan
manusia.
Adapun pembagian antara
seni murni dan seni terapan sebagai berikut:
a) Seni rupa murni (pure art, fine art) meliputi:
Ø
Seni lukis
Ø
Seni patung
Ø
Seni pahat
Ø
Seni grafity
Ø
Seni photografi
Ø
Seni ukir
Ø
Seni kaligrafi
Ø
Seni arsitektur
Ø
Seni dekorasi
Ø
Seni grafis, dan lain-lain.
b) Seni rupa terapan (applied art) meliputi:
Ø
Seni bangun
Ø
Seni batik
Ø
Seni reklame (baliho,
poster,pamplet, stiker, dll)
Ø
Seni tenun
Ø
Seni pahat
Ø
Seni grafis
Ø
Seni photografi
Ø
Seni kria (lgam, kayu,
kaca, plastik, batan, keramik, tanah liat, batik, tekstil)
Ø
Seni ukir, dan lain-lain.
Seni rupa tidak hanya
dilihat dari fungsinya, seni juga dapat dilihat dari kelas social. Kelas sosial
tersebut membedakan antara karya seni yang dibuat oleh orang desa (pekota)
dengan karya seni yang dibuat orang desa (pedesa). Hal ini dikarenakan orang
kota tidak ingin disamakan dengan orang desa, dan diantara orang kota dan orang
desa harus ada jarak sebagai pembeda. Orang pekota ketika ia menghasilkan
sebuah karya seni menyebut dirinya sebagai seniman, artist dan lainnya. Orang
desa (pedesa) menyebut dirinya perajin, tukang, dan lainnya ketika ia telah
menghasilkan suatu karya seni. Orang pedesa tidak pernah menuntut sebutan untuk
dirinya agar sama seperti orang pekota. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kelas
sosial dari orang pekota dan orang pedesa, Selain sebutan untuk orang pekota
maupun orang pedesa yang menghasilkan karya seni itu berbeda, sebutan untuk
hasil karya seni rupa merekapun berbeda. Orang pekota menyebut hasil karyanya
dengan sebutan "design". Sedangkan orang pedesa menyebut karya seninya
dengan sebutan "Kerajinan Tangan". Hal ini disebabkan oleh tidak
ingin disamakannya orang pekota dengan orang pedesa terkait dengan karya seni
yang dihasilkannya. Namun sejatinya antara orang kota (seniman) dan orang desa
(tukang) sama, sama yang dimaksud adalah sama-sama menghasilkan karya seni.
Hendaknya perbedaan kelas sosial tersebut dijadikan sebagai keragaman, bukan
sebagai jurang pembeda. Demikianlah ulasan saya mengenai teori seni rupa barat,
jika ada kesalahan mohon dimaklumi, dan dimohonkan saran dan kritikannya agar
saya bisa memperbaiki dan menyempurnakan tulisan ini. Terimakasih Sudah
membaca.
No comments:
Post a Comment