Jalan-jalan
Proses Kreatif
Oleh
Jajang
Suryana
Istilah
proses kreatif seolah-olah hanya terkait dengan bidang kesenian. Segala bentuk
penggubahan karya, desain bentuk, dan rancang bangun benda, sebagai contoh,
selalu dihubungkan dengan proses kreatif, proses “penciptaan” yang dilakukan
oleh seorang penggubah, seniman. Setiap insan memiliki kreatifitasnya masing-masing, ada kreatifitas yang sudah digariskan sejak lahir dan ada kreatifitas yang timbul dari latihan. Sebuah buku yang ditulis oleh Ghiselin (1983),
seorang profesor pada Universitas Utah, Amerika Serikat, isinya membahas
peramasalahan proses kreatif secara lengkap. Buku yang diberi judul The
Creative Process (dialihbahasakan oleh Wasid Soewarto dengan judul Proses
Kreatif) berisi uraian yang lengkap tentang proses kreatif orang-orang dari
berbagai bidang ilmu. Proses kreatif di antaranya dalam bidang matematika, fisika,
biologi, seni musik, seni rupa, seni sastra, dan psikologi, dikemukakan
Ghiselin melalui contoh-contoh pengakuan, surat, tulisan, analisis, maupun
hasil wawancara. Proses kreatif seseorang diawali dengan adanya dorongan tenaga
mujarad yang membimbing seseorang untuk melakukan sesuatu. Tenaga dorong yang
tidak maujud itu, disadari oleh semua yang mendapatkannya, sebagai kekuatan
supranatural, kekuatan Tuhan atau Yang Dipertuhan.
Proses
kreatif adalah jalan penggubahan. Seorang novelis misalnya menceritakan, ketika
ia akan melahirkan sebuah novel setebal 250-an halaman A4, menerima desakan
pada ruang kesadarannya, pikir dan rasanya, agar segera merealisasikan
“bisikan” tersebut menjadi tulisan. Bahkan, ketika novel itu berakhir
alirannya, ujung cerita tidak dipaksakan oleh penulis. Ia menerima apa adanya
berdasarkan bimbingan tenaga gaib itu. Tetapi, kondisi keberuntungan tersebut
tidak selamanya bisa dialami sang novelis
Penggubahan
karya hanya bisa secara mulus dilakukan oleh seseorang yang sudah biasa terlatih
melakukan penggubahan. Seseorang yang biasa menggubah bentuk karya seni sastra,
pikir dan rasanya bisa tergugah ketika membaca hasil gubahan orang lain.
Seperti seorang pelukis, ia bisa terdorong keinginannya untuk berkarya ketika
melihat karya buatan pelukis lainnya. Sumber inspirasi yang lain adalah sesuatu
yang dicari, diupayakan secara terus-menerus. Seseorang yang suka menekuni
bidang kegiatan tertentu, ia akan secara sinambung mengembangkan
keterampilannya. Melalui jenis pencarian tersebut didapatkan pengembangan,
penemuan bentuk baru, pemalihan rupa, penggabungan model, dan sejenisnya. Ini
juga bisa dikategorikan sebagai bentuk jalan proses kreatif. Kadang-kadang,
dorongan penggubahan muncul dari sumbangan pikiran orang lain. Dalam bidang kesenian,
para pemikir dan pemerhati bidang seni kerap memberi alternatif pemecahan
masalah terkait dengan keberadaan jenis kegiatan seni tertentu.
Pada
masa kini, aneka pengaruh bisa datang dari sumber yang sangat beragam. Pengaru tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun pengaruh yang negatif. Perangkat media elektronik seperti televisi dan komputer internet, telah begitu
banyak mendorong pertukaran ide antarpelaku kegiatan. Sehingga, tidak ada jalan
yang tertutup untuk segala jenis agihan (pertukaran, sharing) informasi. Keseduniaan,
globaliasasi, dan istilah sejenis, telah dijadikan alasan penting dalam
menerima aneka perubahan arus besar dari dunia luar. Nilai budaya asing begitu
mudah dan nikmat diserap secara sadar oleh hampir semua lapisan masyarakat
terpelajar. Anime (film animasi tayangan teve dan VCD) produk Jepang misalnya,
telah menjadi trend baru yang diikuti oleh para penikmatnya. Semua itu diterima
secara sadar demi mengikuti arus besar. Pengembangan bidang pariwisata, lebih
khusus di Bali, telah lama memberi pengaruh besar kepada pertumbuhan pola pikir
baru dalam penggubahan karya seni kriya. Sejumlah bentuk baru mengilhami para
perajin sejalan dengan tuntutan para wisatawan. Pasar pun telah menjadi
lingkungan baru yang harus disikapi secara toleran. Oleh karena itu, produk
asing yang ikut memenuhi pasar, disikapi dengan dua cara: menerima keberadaan
produk secara apa adanya, atau mengambil alih pembuatan benda asing tersebut.
Inilah kondisi yang kini berlangsung di lingkungan perajin Bali. Proses kreatif
para perajin Bali mulai banyak berubah mengikuti pola perubahan lingkungannya,
lingkungan pariwisata yang melibatkan banyak produk asing dan orang asing.
Reviewer dari I Putu Ari Pradana Kusuma
(1211031023), kelas A ,PGSD semester 4.
No comments:
Post a Comment